Para ilmuwan telah meniru perekat alami yang dikeluarkan oleh makluk  laut yang sangat kecil yang disebut cacing sandcastle dalam usaha  mengembangkan zat perekat medis yang telah lama dicari untuk diperlukan  dalam memperbaiki tulang – tulang yang remuk saat terluka di medan  perang, kecelakaan kendaraan dan kecelakaan lainnya.
“Perekat sintetis ini berdasarkan pada  coacervates kompleks, sesuatu yang ideal tetapi platform yang sangat  jauh tereksploitasi untuk pembuatan zat perekat yang dapat disuntikkan,”  kata Russell Stewart, Ph.D. “Ide tentang penggunaan zat perekat alami  dalam medis merupakan hal yang sangat lama semenjak investigasi pertama  kalinya dari zat perekat mussel (sejenis kupang) di tahun1980an. Namun  hampir 30 tahun kemudian tidak ada zat perekat lagi berdasar pada zat  perekat alami yang digunakan di klinik.”
Metode tradisional dalam memperbaiki tulang  yang remuk adalah dengan menggunakan penghubung mekanis seperti paku,  pin dan baut metal yang mendukung hingga mereka dapat menaqhan bebannya.  Namun dalam memperoleh dan menjaga agar fragmen tulang yang kecil  sejajar dengan menggunakan baut dan kawat sangatlah menantang, kata  Stewart. Untuk rekonstruksi yang tepat dari tulang – tulang kecil,  perawat kesehatan telah mengetahui bahwa zat perekat yang biokompatibel  dan biodegradabel dapat berharga karena ini akan mengurangi piranti  keras metal di tubuh yang sementara waktu menjaga kesejajaran yang  sesuai pada retakannya.
Stewart dan beberapa kolega menduplikat  perekat yang mana cacing sandcastle (Phragmatopoma californica) gunakan  saat membangun rumah pada gelombang yang naik turun dengan menempelkan  bersama – sama pasir dan cangkang kerang yang rusak sedikit demi  sedikit. Cacing laut yang berinci – inci panjangnya telah mengatasi  beberapa tantangan zat perekat dengan maksud untuk merekatkan bersama –  sama rumah bawah lautnya dan kecerdikannya telah berperan sebagai suatu  resep bagi tim peneliti Stewart dalam mengembangkan zat perekat  sintetis.
Tantangan Stewart adalah memikirkan zat perekat yang  berdasar pada air yang tetap tidak dapat dicairkan pada lingkungan yang  basah dan mampu untuk mengikat pada objek yang basah. Tim ini juga  berkonsentrasi pada detail kunci proses solidifikasi zat perekat alami —  suatu perhitungan yang kurang tepat dalam mengeraskan perekat ini akan  berakibat sia – sia saja, kata Stewart. Mereka memelajari perekat alami  ini disiapkan untuk mengantisipasi perubahan – perubahan pH, suatu  mekanisme yang ditiru kedalam perekat alami.
Perekat baru  tersebut, jelas Stewart, seorang bioengineer pada Universitas Utah di  Kota Salt Lake, telah melampaui kajian toksin pada kultur sel. Ini  setidaknya sama kuatnya dengan Super Glue dan dua kali sama kuatnya  mimic zat perekat alamiah, tandasnya.
“Kita mengetahui bahwa  suatu mekanisme yang digunakan oleh cacing sandcastle merupakan benar –  benar alat yang sempurna dalam memproduksi zat perekat bawah air,” kata  Stewart. “Perekat ini, sama seperti perekatnya cacing, merupakan suatu  materi cairan yang mana, meskipun ini tidak bercampur dengan air, dapat  terlarut dalam air.”
Stewart telah memulai studi utama dengan  memfokuskan pada pengiriman molekul – molekul bioaktif pada zat perekat  yang memperbolehkan untuk memperbaiki fragmen tulang dan memberikan obat  pada lokasi yang patah, seperti antibiotik, pereda sakit atau senyawa  yang mungkin mengakselerasi penyembuhan.
“Kita sangatlah optimis  tentang perekat sintetis ini,” kata dia. “Biokompatibilitas adalah salah  satu tantangan besar dalam menciptakan zat perekat seperti ini. Suatu  waktu anda meletakkan sesuatu sintetis kedalam tubuh, ada kemungkinan  tubuh akan meresponya dan merusak jaringan diluarnya. Hal itu adalah  sesuatu yang kami awasi, namun kita telah melihat tidak adanya indikasi  sekarang ini yang ini akan menjadi suatu masalah.”
Read more: http://haxims.blogspot.com/2010/03/sandcastle-worm-cacing-yang-dapat.html#ixzz1WjKrsAr4
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives














 
 


 
 
 
 
 
 

0 komentar:
Post a Comment