Selain itu, kian hari Malaysia kian mengerti bahwa ternyata Orba adalah pemerintah kotor yg penuh KKN. Jika seorang petinggi militer bisa memiliki harta puluhan bahkan raturan milyar, apakah dia masih sanggup mengangkat senjata di medan perang? Nah yg gini ini mereka tahu. Sori ini bukan khayalan. Saya sering di Malaysia, dan kalimat-kalimat seperti itu sering terlontar oleh mulut mereka saat berkelakar. Ditambah lagi modernisasi persenjataan yg bukan rahasia umum lagi, kita ketinggalan. Situasi semacam ini semakin membuat mereka tidak hanya tidak takut, tapi juga gatel ingin menjajal.
Tetapi saya yakin, selama kita masih memiliki orang2 idealis radikal seperti Pak Arman dkk, negeri ini pasti bangkit. Kita memiliki sejumlah bukti empiris. Kekalahan Saylendera yg ludes dibabat Sanjaya ternyata memicu Balaputera Dewa turun tangan yg akhirnya malah bangkit menjadi Sriwijaya yang mampu menguasai hampir separo Nusantara. Kehancuran Tumapel oleh keculasan dan ketidakbecusan Tunggul Ametung ternyata memicu Ken Arok turun tangan yg malah akhirnya menjadi negara besar Singasari. Kekacauan dan kebobrokan Singasari setelah Kertanegara dikudeta oleh Jayakatong malah memicu Raden Wijaya turun tangan yg akhirnya malah menjadi Majapahit yg membentang melebihi Nusantara, dari
Bukti lain yg kontradiktif adalah kerajaan Mataram di era akhir abad 19. Kala itu kekacauan Mataram makin hari makin parah karena gerilya "devide et impera" Belanda yg ingin menguasai Nusantara. Belanda memang sudah menguasai beberapa daerah di luar Jawa. Tetapi di Jawa mereka tidak berani duel fisik lawan tentara Mataram. Yg mereka lakukan hanya adudomba dan pembobrokan moral, hingga pada saatnya, yaitu pada tahun 1870, Belanda berhasil mengkondisikan Sunan Amangkurat I untuk menandatangani pernyataan "dijajah" oleh Pemerintah
Dari bukti-bukti empiris di atas, saya menyimpulkan (sementara), bahwa kita pasti bangkit, karena kita punya orang-orang idealis radikal. Anggap saja kasus
Masalah dg Malaysia juga sederhana. Bagaimana caranya bangsa kita tidak mengemis kerjaan disana? Kita memiliki puluhan bahkan mungkin ratusan insinyur kreatif yg karyanya terbukti mampu menyaingi produk dari korporasi di negara maju. Namun saat ini mereka terlunta-lunta. Sebagian menjadi kuli di luar negeri. Sebagian lagi masih ngotot berkutet berkarya di dalam negeri meskipun harus hidup jauh di bawah garis kelayakan jika diukur dari tingkat keahliannya. Mereka ini adalah senjata yang diabaikan. Memang sulit mengharap dukungan pemerintah untuk menghimpun dan memberdayakan mereka. Karena pemerintah dari jaman sepur lempung hingga hari ini senengnya formalitas. Kemampuan seseorang diukur dari titel formalnya. Meskipun hanya mampu menghembuskan "abab busuk" kalo bertitel DR atau PhD akan diakui sebagai ahli. Tetapi "insinyur sejati" yg benar-benar terbukti kemampuannya di lapangan, nggak akan dilihat sebelah mata karena hanya S1 atau D3.
Publik pun tidak bisa diharapkan dukungannya dg mudah. Karena publik mayoritas memiliki paradigma berpikir yg sama dg para pejabat pemerintah. Publik hanya melihat S3 dan S2-nya saja tanpa tahu apa saja yg bisa dia lakukan dan tangisan seperti apa yg dia lakukan dulu saat berharap kelulusan. Yg kita harapkan adalah antar sesama mereka sendiri bertemu atau dipertemukan sehingga menjadi kekuatan sederap bagaikan sinar X untuk melibas keadaan dengan berbagai demonstrasi yg menakjubkan` di bidangnya masing-masing. Dengan demikian diharapkan publik bisa terpengaruh sehingga sentimen pasar lokal bisa memihak. Kalo sudah begini, dengan atau tanpa dukungan pemerintah, aktivitas ekonomi pasti meningkat. Semua ini akan menjadi semacam rekomendasi bagi pasar luar untuk menerimanya dan akan semakin baik pengaruhnya bagi perekonomian kita... hingga diujungnya adalah terwujudnya kemakmuran seperti yang dicita-citakan oleh para pahlawan kita. Jika kita sudah makmur, maka tidak ada lagi yg datang ke Malaysia untuk menjadi "bedinde" atau "kacung". Minimal seperti saya, datang kesana untuk menyelesaikan masalah teknologi yg tidak bisa mereka tangani atau mengajar mereka. Tentu Malaysia tidak akan berani menyepelekan kita lagi.
0 komentar:
Post a Comment